Cinta Dalam Bentuk Lain

Sebagai ibu muda yang cukup aktif, saya pernah bergabung dengan beberapa majelis ta’lim yang beranggotakan ibu-ibu muda yang tentunya cantik-cantik. Yang setiap kali datang ke pengajian dengan penampilan yang heboh. Dengan make-up yang pasti ON, dengan tas juga aksesoris yang entah KW level berapa, dengan parfum yang wanginya sudah tercium dari radius yang cukup jauh, dan dengan dress code yang sudah ditentukan.

Bukan di majelis itu tidak baik, justru sangat baik. Terbukti saya cukup lama berada disitu. Banyak simakan, banyak kajian agama, sebagian besar kajian fiqih. Ya walaupun untuk saya pribadi, kajian-kajian itu seperti pengulangan, karena pernah saya dapatkan ketika saya menuntut ilmu agama beberapa tahun yang lalu.

Tapi bukan itu point-nya. Disitu, saya hanya tidak menemukan kenyamanan. (Bukankah di usia dewasa, kenyamananlah yang dicari?) 😊 Tidak juga terisi kekosongan batin saya, pun tidak terpenuhi kepala saya dengan ilmu baru. Akhirnya saya memutuskan untuk tidak mengikuti majelis ibu-ibu lagi, apapun merk majelisnya.

Hingga pada suatu waktu, saya diajak teman bergabung di Sabamaiya ini. Dengan sangat setia dia menjemput juga mengantar setiap kali rutinan Sabamaiya diadakan.

Tapi jauh sebelum itu, saya sudah tahu ada Sabamaiya, hanya belum kenal saja dengan para anggotanya. Bahkan saya lebih dulu kenal dengan teman-teman maiyah dari simpul kota-kota lain. Tapi saat itu belum tertarik untuk ikut sinau bareng, langsung. Masih asik menyimak Mbah Nun lewat Youtube.

Satu-dua kali berangkat rutinan Sabamaiya, ternyata tidak saya dapatkan apa-apa, sungguh jauh dari bayangan. Justru yang muncul di pikiran “kayaknya Sabamaiya ini bukan tempat yang cocok untuk ibu-ibu seperti saya deh, berkumpul dengan mayoritas cowok sampai dini hari lagi”. Lalu, timbul kemalasan untuk berangkat lagi.

Waktu terus berjalan…

Waktu pula yang membawa saya kembali kesini. Tentu dengan situasi yang sama sekali berbeda. Sudah cair, sudah kenal dengan banyak anggota yang aktif, sudah leluasa guyon bahkan membully. Karena kebetulan banyak dari mereka yang masih single dengan usia yang rata-rata dibawah saya. Hal ini menjadi keuntungan tersendiri buat saya untuk membully mereka dengan sepenuh hati. Mempermalukan mereka semalu-malunya tanpa sedikitpun ada beban. Tapi tidak ada sakit hati disini, semua mengerti ini bentuk kemesraan. Sesuatu yang tidak saya temukan di majelis ataupun komunitas lain.

Tetapi tidak hanya menjadi “Queen of bullying” terkadang menjadi ibu mereka juga. Mendengarkan curhatan-curhatan mereka, menjadi teman bicara mereka. Meskipun yang dibicarakan itu-itu saja.

Yups! Sabamaiya mengantarkan saya menemukan diri saya yang lama hilang. Dan bagi saya, ini sudah lebih dari cukup. Tidak perlu ilmu baru yang tadinya saya harapkan dapat, karena jelas tidak saya dapatkan disini (kecuali yang langsung dari Mbah Nun).

Tapi, bukankah tidak semua hal harus didapatkan ilmunya? Ada yang tidak kalah berharga dari ilmu, yaitu persaudaraan yang hangat dan kasih sayang.

Kasih sayang menurut saya sangat berharga. Sebab, ketika manusia kehilangan rasa itu, permusuhan, perkelahian, bahkan perang dunia ke-3 bukan mustahil bisa terjadi. Permusuhan antar satu kelompok dengan kelompok lain akan mudah terjadi. Orang bisa demikian rakus mengambil yang bukan hak-nya. Dan banyak lagi hal buruk lain yang mungkin terjadi.

Semakin dewasa, saya mulai berpikir, bahwa ilmu itu tidak harus sebanyak buih di lautan atau sebanyak kerlip bintang di angkasa. Tidak masalah sedikit yang penting implementasinya. Seperti halnya amalan. Tidak perlu banyak dan panjang, yang penting diamalkan dan istiqomah. Dan buat saya, Sabamaiya adalah tempat untuk “berbahagia” bersama orang-orang yang memberi energi positif.

Terimakasih mendalam untuk teman-teman yang sudah menyesatkan saya ke jalan yang benar ini.
Terimakasih sudah diterima dengan hangat.
Terimakasih untuk keluarga kecil saya yang sudah mengizinkan saya menjadi bagian dari keluarga besar ini.
Teruntuk Sabamaiya; Panjang usia, panjang manfaat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.